Minggu, 06 Desember 2009

Bagaimanakah budaya organisasi bisa mempengaruhi perilaku etis?

Kandungan dan kekuatan budaya organisasi tertentu juga mempengaruhi perilaku etis budaya organisasi yang paling cenderung mendorong standar etika yang tinggi adalah budaya yang tinggi dalam mentoleransi resiko, tinggi pengendalianya, dan tinggi toleransi konfliknya. Para manager dalam budaya itu didorong untuk bersifat agresif dan inovatif, sadar bahwa praktek-praktek yang tidak etis akan terungkap, dan merasa bebas untuk menantang secara terbuka tuntutan atau harapan yang mereka anggap tidak realitis atau tidak dikehendaki secara pribadi.

Budaya yang kuat akan lebih banyak mempengaruhi para manager dari pada budaya yang lemah. Apabila budaya itu kuat dan menopang standar etika yang tinggi, budaya itu tentunya akan mempunyai pengaruh yang sangat kuat dan positif terhadap keputusan bertindak etis para manager. The Boeing Company, misalnya mempunyai budaya kuat yang telah lama menekankan hubungan perusahaan yang etis dengan para pelanggan, karyawan, masyarakat, dan pemegang saham. Untuk memperkuat pentingnya maka perusahaan itu menyusun serangkaian poster lucu yang dirancang untuk menarik perhatian para karyawan bahwa keputusan dan tindakan pribadi mereka penting dalam pandangan organisasi. Seri poster imajinatif Boeing Company memperkuat nilai inti integritas dan perilaku etis para karyawannya.
Tulisan dalam poster adalah:
a. we do great thinks by doing things in a great way. Integrity is a full time job
b. Integrity isn't out there somewhere. It's in here, in who we are and what we do. Boeing is known and respected for integrity Ours.

Dalam budaya organisasi yang lemah, para manager lebih cenderung mengandalkan norma-norma kelompok kerja dan departemen sebagai pedoman perilaku.

sumber: Amin Widjaja Tunggal. 2008. Etika Bisnis (Suatu Pengantar). Jakarta: Harvindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar